Setelah aksi demonstrasi di Tunisia yang berhasil menggulingkan Presiden Zine Al Abidin Bin Ali dan menuntut didirikannya pemerintahan Muslim pada minggu lalu, kali ini Gelombang unjuk rasa anti pemerintahan bergejolak di tanah jejak pir'aun yaitu Mesir. Demo besar-besaran yang pertama kali terjadi pada pekan lalu yang menelan korban jiwa, jum'at ini dikabarkan jutaan rakyat mesir siap turun kejalan seusai Shalat Jum'at untuk kembali melakukan demo anti pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. Aksi ini diklaim sebagai sebuah sinyal kebangkitan rakyat Mesir mengikuti gelombang gerakan rakyat yang terjadi di Tunisia,” kata juru bicara Catherine Ashton, Maja Kocijancic.
Jaringan internet dan telepon seluler terganggu selama beberapa jam, Penyedia jaringan internet di Mesir, Seabone, mengatakan tidak ada lalu lintas internet di Mesir selama beberapa jam terakhir.
Sebelum jaringan internet diputus, di laman jejaring sosial yang digunakan warga Mesir, ramai membicarakan soal unjuk rasa Jumat ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Mesir untuk menggoyang pemerintahan Hosni Mubarak. Kelompok-kelompok pengunjuk rasa berusaha menggalang massa untuk kembali turun ke jalan usai Shalat Jumat. Diperkirakan akan ada jutaan orang yang berpartisipasi. Ini adalah unjuk rasa terbesar dan terparah di Mesir dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
Kantor Berita Associated Press menyatakan, pasukan khusus antiteror Mesir sudah ditempatkan di sejumlah titik vital untuk mengantisipasi unjuk rasa. Ikhwanul Muslimin, opossi di Mesir, mengatakan mereka akan turun ke jalan Jumat ini. Begitu juga Mohamed ElBaradei, mantan kepala Badan Pengawas Nuklir PBB, yang kini kembali menjadi aktivis.
"Ini saat yang kritis bagi Mesir. Saya berpartisipasi penuh untuk rakyat Mesir," katanya. "Keinginan rakyat untuk perubahan harus dihormati. Rezim pemerintah jangan menggunakan kekerasan untuk meredam unjuk rasa," katanya lagi.
Sementara dilaporkan dari KBRI Mesir, Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Abdurrarhman Muhammad Fachir, mengatakan belum ada intruksi ke arah evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir.
Jaringan internet dan telepon seluler terganggu selama beberapa jam, Penyedia jaringan internet di Mesir, Seabone, mengatakan tidak ada lalu lintas internet di Mesir selama beberapa jam terakhir.
Sebelum jaringan internet diputus, di laman jejaring sosial yang digunakan warga Mesir, ramai membicarakan soal unjuk rasa Jumat ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Mesir untuk menggoyang pemerintahan Hosni Mubarak. Kelompok-kelompok pengunjuk rasa berusaha menggalang massa untuk kembali turun ke jalan usai Shalat Jumat. Diperkirakan akan ada jutaan orang yang berpartisipasi. Ini adalah unjuk rasa terbesar dan terparah di Mesir dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
Kantor Berita Associated Press menyatakan, pasukan khusus antiteror Mesir sudah ditempatkan di sejumlah titik vital untuk mengantisipasi unjuk rasa. Ikhwanul Muslimin, opossi di Mesir, mengatakan mereka akan turun ke jalan Jumat ini. Begitu juga Mohamed ElBaradei, mantan kepala Badan Pengawas Nuklir PBB, yang kini kembali menjadi aktivis.
"Ini saat yang kritis bagi Mesir. Saya berpartisipasi penuh untuk rakyat Mesir," katanya. "Keinginan rakyat untuk perubahan harus dihormati. Rezim pemerintah jangan menggunakan kekerasan untuk meredam unjuk rasa," katanya lagi.
Sementara dilaporkan dari KBRI Mesir, Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Abdurrarhman Muhammad Fachir, mengatakan belum ada intruksi ke arah evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir.
0 Komentar untuk "Demo besar-besaran di Mesir"
Note: Only a member of this blog may post a comment.