Mubarak semakin beringas menghadapi para demonstran yang menuntutnya mundur, setelah lebih dari 100 orang meninggal akibat dihujam pentungan dan peluru oleh polisi keamanan setempat, kini demonstran diserang oleh sekelompok orang yang mengaku pro Mubarak. Para pendukung Mubarak yang disinyalir golongan preman dan aparat keamanan mendatangi Tahrir Square tempat berkumpulnya ribuan demonstran. Awal mula bentrokan adalah sesaat setelah Mubarak menyatakan tidak akan mundur dari jabatan dan menyuruh Militer membubarkan para pendemo, namun hal ini tidak membuat para demonstran mundur, tiba-tiba ribuan pro mubarak mendatangi kerumunan pendemo dengan kuda, unta dan berbagai senjata termasuk pistol, mereka menyerang masa anti mubarak dengan beringas.
Bentrok kedua kubu tak terelakan lagi, mirip seperti film gladiator bundaran Tahrir menjadi medan perang rakyat mesir. Pihak Militer Mesir tak bisa berbuat apa-apa dalam kejadian tersebut, Militer hanya menembakan tembakan peringatan dan tidak memihak kubu manapun. Sebanyak lebih dari 1.500 orang terluka dan belum bisa dipastikan berapa orang yang tewas akibat bentrok yang terjadi di Tahrir Square.
Wartawan asing pun tak luput dari serangan massa pendukung Mubarak, koresponden Al Jazeera melaporkan Massa pendukung Hosni Mubarak menyerang wartawan asing yang meliput konflik, wartawan asal Belgia, Byline Dumont ditahan dan dituduh sebagai mata-mata dari dari Mohamed ElBaradei yang merupakan pimpinan dari kelompok oposisi. Dirinya disekap selama beberapa jam, dipukuli, dan dipaksa minum air yang diambil dari Sungai Nil. Sedikitnya ada 6 orang wartawan Asing yang ditahan oleh massa pendukung Mubarak dalam bentrokan itu.
Massa Pro Mubarak ini tidak lain adalah orang-orang yang dikendalikan oleh rezim Mubarak. Beberapa pendukung Mubarak ada yang berhasil di tangkap. Sebagian besar sangat ketakutan ketika tertangkap. Mereka berteriak-teriak minta diampuni. Mereka juga mengaku dibayar pemerintah untuk turun ke jalan. Beberapa orang yang ditangkap pihak oposisi juga ternyata adalah para polisi yang berpakaian sipil. Mereka menyamar dan ikur barisan pro Mubarak.
Shadi Hamid, seorang pengamat politik di Qatar menjelaskan, taktik menggunakan preman atau massa bayaran untuk menyerang demonstran itu sudah menjadi taktik lama rezim Mubarak. Seluruh Masyarakat Dunia mengecam Hosni Mubarak atas insiden tersebut!
Bentrok kedua kubu tak terelakan lagi, mirip seperti film gladiator bundaran Tahrir menjadi medan perang rakyat mesir. Pihak Militer Mesir tak bisa berbuat apa-apa dalam kejadian tersebut, Militer hanya menembakan tembakan peringatan dan tidak memihak kubu manapun. Sebanyak lebih dari 1.500 orang terluka dan belum bisa dipastikan berapa orang yang tewas akibat bentrok yang terjadi di Tahrir Square.
Wartawan asing pun tak luput dari serangan massa pendukung Mubarak, koresponden Al Jazeera melaporkan Massa pendukung Hosni Mubarak menyerang wartawan asing yang meliput konflik, wartawan asal Belgia, Byline Dumont ditahan dan dituduh sebagai mata-mata dari dari Mohamed ElBaradei yang merupakan pimpinan dari kelompok oposisi. Dirinya disekap selama beberapa jam, dipukuli, dan dipaksa minum air yang diambil dari Sungai Nil. Sedikitnya ada 6 orang wartawan Asing yang ditahan oleh massa pendukung Mubarak dalam bentrokan itu.
Massa Pro Mubarak ini tidak lain adalah orang-orang yang dikendalikan oleh rezim Mubarak. Beberapa pendukung Mubarak ada yang berhasil di tangkap. Sebagian besar sangat ketakutan ketika tertangkap. Mereka berteriak-teriak minta diampuni. Mereka juga mengaku dibayar pemerintah untuk turun ke jalan. Beberapa orang yang ditangkap pihak oposisi juga ternyata adalah para polisi yang berpakaian sipil. Mereka menyamar dan ikur barisan pro Mubarak.
Shadi Hamid, seorang pengamat politik di Qatar menjelaskan, taktik menggunakan preman atau massa bayaran untuk menyerang demonstran itu sudah menjadi taktik lama rezim Mubarak. Seluruh Masyarakat Dunia mengecam Hosni Mubarak atas insiden tersebut!
0 Komentar untuk "Bentrok rakyat Mesir Pecah"
Note: Only a member of this blog may post a comment.