Mudik Lebaran dan Perayaan Idul Fitri

Mudik lebaran menjadi salah satu tradisi masyarakat di Indonesia, setiap 1 tahun sekali ada jutaan orang pulang kampung menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi mudik (pulang ke kampung halaman) memang tidak ada asal usul sejarahnya, tapi setidaknya ada beberapa hal yang membuat mudik lebaran jadi tradisi unik, malah ada banyak anggapan "tidak mudik berarti tidak lebaran".

Menurut beberapa pakar, setidaknya alasan mudik lebaran itu di dorong oleh beberapa hal diantaranya:
  • Untuk mencari berkah dengan bersilaturahmi dengan orang tua, kerabat, dan tetangga. 
  • Mengingat asal usul. Banyak perantau yang sudah memiliki keturunan, sehingga dengan mudik bisa mengenalkan mengenai asal-usul mereka.
  • Untuk refreshing,  kebanyakan perantau yang bekerja di kota besar memanfaatkan momen lebaran untuk refreshing dari rutinitas pekerjaan sehari-hari. Sehingga ketika kembali bekerja, kondisi sudah fresh lagi.
  • Dan yang terakhir, adalah unjuk diri. Banyak para perantau yang menjadikan mudik sebagai ajang unjuk diri sebagai orang yang telah berhasil mengadu nasib di kota besar.
Apapun alasannya melakukan mudik lebaran itu sah-sah saja, tidak ada yang salah, tidak ada yang keliru asal jangan sampai tradisi ini malah jadi beban atau masalah tersendiri, karena pada intinya Idul Fitri bukanlah mudik lebaran untuk kemudian pesta pora, melainan hari kemenangan yang patut disyukuri sebagai cermin bahwa kita sudah melakukan perang besar selama bulan puasa.

Idul fitri adalah perayaan sebagai bentuk ibadah umat muslim yang sudah seharusnya dirayakan sesuai tuntunan Islam, bukan pesta pora, ajang pamer, atau menghambur-hamburkan uang. Kita lihat kembali bagaimana Nabi Muhammad merayakan hari kemenangan ini:
  • Niatkan dengan Ikhlas, dan memuji kebesaranNya yang telah menyempurnakan hari-hari di bulan yang agung ini, serta perbanyaklah berdoa agar Allah SWT menerima puasa dan shalatmu
  • Bertakbir, disyari'atkan bertakbir setelah tenggelam matahari di malam lebaran hingga shalat ied.
  • Menunaikan zakat fitrah
  • Mandi Sebelum Melaksanakan Sholat ‘Ied: Disunnahkan bersuci dengan mandi untuk hari raya karena hari itu adalah tempat berkumpulnya manusia untuk sholat. Namun, apabila hanya berwudhu saja, itu pun sah dan tidak apa-apa.
  • Makan di Hari Raya: Disunnahkan makan saat ‘Idul Fitri sebelum melaksanakan sholat. Tujuannya adalah agar tidak ada sangkaan bahwa masih ada kewajiban puasa sampai dilaksanakannya sholat ‘Iedul Fitri.
  • Memakai pakaian bagus pada Hari Raya: Nabi Muhammad tidak mengingkari bahwa saat hari raya dianjurkan berhias dengan pakaian terbaik, namun perlu diingat, anjuran berhias saat hari raya ini tidak menjadikan seseorang melanggar yang tidak diperbolehkan, di antaranya larangan memakai pakaian sutra bagi laki-laki, emas bagi laki-laki, dan minyak wangi bagi kaum wanita.
  • Tunjukan syiar Islam dan kebaikan-kebaikan terhadap orang lain. Memberi salam pada orang yang ditemui, membantu memenuhi kebutuhan orang yang ditemui di jalan, dan saling mengucapkan selamat  ‘Idul Fitri contohnya “taqobbalalloohu minnaa wa minkum” (Semoga Alloh menerima amal kita dan amal kalian). 
Tradisi mudik lebaran memang tidak akan hilang, karena sudah menjadi bagian menjelang perayaan Idul Fitri di Indonesia. Sesuai maknanya, Mudik berarti pulang kampung dan kembali ke daerah asal tempat kita di lahirkan, tidak perlu berdebat tentang mudik itu sia-sia, mudik itu gak sesuai islam, mudik itu tradisi salah dan sebagainya, tapi mari kita arahkan mudik untuk pulang ke rumah Sang pencipta, mudik untuk kembali kepada jalan kebenaran dan kebaikan serta mudik untuk pulang mengharap ridho dan ampunanNya.
0 Komentar untuk "Mudik Lebaran dan Perayaan Idul Fitri"

Note: Only a member of this blog may post a comment.