Ditengah-tengah konflik internal yang terjadi di Mesir saat ini, Wikileaks kembali membocorkan mengenai adanya hubungan politik antara Rencana penggulingan Mubarak dengan Amerika Serikat. Wikileaks membeberkan dokumen pertemuan khusus antara Suleiman dengan Kepala Staf AL AS Laksamana Michael Mullen yang juga anggota Kelompok Pemimpin Militer Berpengaruh AS atau Joint Chiefs of Staff pada 21 April 2009. Menurut artikel itu, Suleiman menegaskan pentingnya "misi memerangi radikalisme secara menyeluruh di daerahnya khususnya Gaza, Iran, dan Sudan"
Penunjukan Omar Suleiman sebagai Wakil Presiden baru Mesir disebut kaki tangan Amerika Serikat di Mesir. Pasalnya, Suleiman yang juga menjabat Kepala Badan Intelijen punya hubungan "khusus" dengan Badan Intelijen AS CIA.
Penunjukan Omar Suleiman sebagai Wakil Presiden baru Mesir disebut kaki tangan Amerika Serikat di Mesir. Pasalnya, Suleiman yang juga menjabat Kepala Badan Intelijen punya hubungan "khusus" dengan Badan Intelijen AS CIA.
Suleiman pun menekankan "pentingnya" melemahkan kekuatan kelompok Hamas di Gaza dan mendukung Pemerintah Otoritas Palestina dari kelompok Fatah, yang dianggap sukses menjalin hubungan dengan AS dan Israel. "Bila di tangan kelompok radikal, Gaza tidak akan pernah tenang," ujarnya. Dokumen itu juga menyebutkan, Suleiman mengklaim keberhasilannya menghadang bantuan keuangan Iran kepada Hamas melalui Mesir.
Ia berharap AS bisa mendesak Iran guna menghentikan ambisi program nuklirnya serta mencampuri urusan dalam negri Mesir. Bila Teheran tetap ikut campur, Ia mengingatkan, Iran akan 'harus menanggung akibat' atas tindakannya. Wikileaks memprediksi penunjukan Suleiman sebagai wakil Presiden yang lama kosong itu akan menjadi tangga suksesi menuju kursi kepresidenan, jika Husni Mubarak lengser dari singgasana.
Wikileaks juga membocorkan tetang Pelanggaran HAM oleh Rezim Mubarak yang diketahui oleh AS. Dokumen, surat diplomatik elektronik milik kedutaan besar AS untuk Mesir di Kairo pada 2009 dan 2010 menyebutkan berbagai aksi kebrutalan aparat keamanan Mesir terhadap "penjahat". Surat Duta Besar Margaret Scobey tertanggal 15 Januari 2009 menyebutkan kebrutalan polisi dilakukan rutin, terutama saat menginvestigasi penjahat yang merupakan kejadian sehari-hari.
"Diperkirakan ada ratusan insiden penyiksaan setiap hari di kantor polisi Kairo," ungkap dokumen itu
Dokumen rahasia AS juga menyebutkan pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap kelompok oposisi. Seorang aktivis "aksi mogok Facebook 6 April" yang ditangkap 20 November 2008 disiksa pemerintah Kairo. Penyiksaan itu adalah "pesan" bagi aktivis lain untuk segera meninggalkan aktivitas politik mereka. Namun, petugas keamanan bersedia menghentikan penyiksaan bila tersangka bersedia "bekerja sama".
Pelanggaran serupa juga dilakukan Kementerian Dalam Negeri pada 2000 hingga 2006, yang memberikan wewenang bagi polisi bertindak tegas menembak, memukul hingga mempermalukan hakim yang dianggap merusak "independensi peradilan". Dokumen Kedutaan AS di Kairo tertanggal 28 Juli 2009 juga menyebutkan rezim Mubarak mengekang kebebasan berpendapat dengan menangkap wartawan, blogger hingga penyair amatiran yang dianggap merongrong wibawa pemerintah.
Selain masalah HAM, diplomat Amerika juga sibuk memperhatikan "suksesi Mesir". Dokumen 30 Juli 2009 berjudul "Militer menjamin pengalihan kekuasaan," mengungkapkan Tentara Mesir siap mengawal transisi kekuasaan dengan stabil paska Mubarak. Pilihannya tidak lain adalah Gamal, putra sang presiden.
Demikian diungkapkan situs Whistle-Blower Wikileaks
Sumber:http://wsws.org
0 Komentar untuk "Wikileaks: Wapres Mesir adalah kaki tangan AS"
Note: Only a member of this blog may post a comment.