Meski tidak menyebabkan penularan penyakit menular seksual, kecanduan cyber sex bukan berarti tak berisiko. Orang yang kecanduan cyber sex cenderung enggan berhubungan seksual dengan pasangan di dunia nyata, yang akhirnya dapat merusak hubungan. Menurut Philip Hodson, penyuluh kesehatan seksual, cyber sex adalah kencan antara dua individu di dunia maya melalui internet yang mengandalkan imajinasi serta konsisten tampil anonim.
Menurut Dr Andri Wanananda MS anggota Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), "Cyber sex adalah dunia yang sunyi". Penghuninya adalah manusia-manusia yang kesepian yang saling memberikan kesenangan melalui cerita-cerita erotis tanpa risiko patah hati. Ia memberikan kepuasan seks tanpa harus intim. Aman, mudah, murah dan efektif mengisi jam-jam kosong yang lewat tanpa makna.
Pecandu cyber sex kebanyakan adalah laki-laki dan sebagian besar memiliki latar belakang pernah mengalami pelecehan seksual. Akses keterjangkauan, mudah dan anonimitas dari pengalaman cyber sex telah sangat meningkatkan jumlah orang yang mengalami kecanduan cyber sex.
Kebanyakan orang memulai dengan rasa ingin tahu yang normal, kemudian menikmati kesenangan yang terlibat dalam aktivitas seksual online dan secara bertahap menghabiskan banyak waktu untuk melakukan cyber sex.
Ciri-ciri orang yang mengalami kecanduan cyber sex:
Apa saja risiko bila kecanduan cyber sex?
Meskipun pecandu cyber sex tidak menghadapi risiko penyakit menular, pelecehan atau kekerasan seksual seperti yang terjadi pada pecandu seks konvensional (dunia nyata), tetapi kecanduan cyber sex dapat menyebabkan sakit yang lebih besar.
Terapis perkawinan melaporkan banyak kasus pasien yang bercerai karena pasangannya mengalami kecanduan cyber sex. Terapis seks menjelaskan bahwa kecanduan cyber sex dapat merugikan keintiman pasangan di dunia nyata.
Kebanyakan pecandu cyber sex tidak dapat mencapai kepuasan seksual melalui interaksi fisik kerena ia mendapatkannya secara online. Sebagian besar akan menghindari kontak seksual dengan pasangannya di dunia nyata. Tak sedikit pecandu cyber sex tertangkap sedang melihat pornografi di tempat kerja atau di rumah. Banyak pula yang menghadapi konsekuensi negatif atas ketidakmampuannya untuk mengendalikan diri. Kecanduan cyber sex juga dapat menyebabkan peningkatan tingkat depresi, rasa malu dan rasa bersalah.
Menurut Dr Andri Wanananda MS anggota Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), "Cyber sex adalah dunia yang sunyi". Penghuninya adalah manusia-manusia yang kesepian yang saling memberikan kesenangan melalui cerita-cerita erotis tanpa risiko patah hati. Ia memberikan kepuasan seks tanpa harus intim. Aman, mudah, murah dan efektif mengisi jam-jam kosong yang lewat tanpa makna.
Pecandu cyber sex kebanyakan adalah laki-laki dan sebagian besar memiliki latar belakang pernah mengalami pelecehan seksual. Akses keterjangkauan, mudah dan anonimitas dari pengalaman cyber sex telah sangat meningkatkan jumlah orang yang mengalami kecanduan cyber sex.
Kebanyakan orang memulai dengan rasa ingin tahu yang normal, kemudian menikmati kesenangan yang terlibat dalam aktivitas seksual online dan secara bertahap menghabiskan banyak waktu untuk melakukan cyber sex.
Ciri-ciri orang yang mengalami kecanduan cyber sex:
- Menghabiskan berjam-jam waktu di depan komputer dan internet untuk terlibat dengan aktivitas seksual online
- Cenderung tidak mau melakukan hubungan seksual secara nyata dengan pasangan
- Menjadi kurang mampu memiliki hubungan seksual dan sebagian besar tidak dapat memuaskan pasangan di dunia nyata
- Merasa malu dan bersalah setelah melihat konten eksplisit (gamblang dan tidak berbelit-belit) di internet
- Sibuk menghabiskan waktu online untuk melakukan aktivitas seksual dan akan merasa cemas jika tidak dapat melakukannya
Apa saja risiko bila kecanduan cyber sex?
Meskipun pecandu cyber sex tidak menghadapi risiko penyakit menular, pelecehan atau kekerasan seksual seperti yang terjadi pada pecandu seks konvensional (dunia nyata), tetapi kecanduan cyber sex dapat menyebabkan sakit yang lebih besar.
Terapis perkawinan melaporkan banyak kasus pasien yang bercerai karena pasangannya mengalami kecanduan cyber sex. Terapis seks menjelaskan bahwa kecanduan cyber sex dapat merugikan keintiman pasangan di dunia nyata.
Kebanyakan pecandu cyber sex tidak dapat mencapai kepuasan seksual melalui interaksi fisik kerena ia mendapatkannya secara online. Sebagian besar akan menghindari kontak seksual dengan pasangannya di dunia nyata. Tak sedikit pecandu cyber sex tertangkap sedang melihat pornografi di tempat kerja atau di rumah. Banyak pula yang menghadapi konsekuensi negatif atas ketidakmampuannya untuk mengendalikan diri. Kecanduan cyber sex juga dapat menyebabkan peningkatan tingkat depresi, rasa malu dan rasa bersalah.
0 Komentar untuk "Kesepian Bisa sebabkan Kecanduan Cyber Sex"
Note: Only a member of this blog may post a comment.