Banyak perusahaan yang sebagian besar karyawannya adalah kaum perempuan, misalnya perusahaan yang bergerak di industri kecantikan atau fashion. Di perusahaan seperti ini, Anda tentu akan merasakan fasilitas dan kebijakan yang memang dirancang untuk kaum perempuan. Namun, bagaimana bila Anda bekerja di perusahaan yang tidak berbasis bisnis untuk kaum perempuan? Bagaimana mengetahui bahwa kebijakan dan fasilitas perusahaan tersebut sangat melindungi hak-hak perempuan?
Karyawan direkrut berdasarkan keberagaman dan dibina sejak awal
Banyak perusahaan yang melakukan pendekatan reaksioner untuk menghadapi isu perempuan, seperti pelecehan seksual, atau baru menawarkan pelatihan ketika muncul masalah. Namun perusahaan yang ramah perempuan memberi pelatihan untuk setiap karyawan untuk menularkan sikap suportif dan menerima karyawan lain, apapun latar belakangnya. Perilaku karyawan digodok sejak awal, sehingga mengurangi keluhan di kemudian hari, seperti karyawan perempuan yang tidak diberi kesempatan untuk maju atau menduduki jabatan tertentu, atau atasan yang tidak peka terhadap kebutuhan kaum perempuan.
Karyawan perempuan diberi kesempatan menduduki jabatan penting
Karyawan perempuan diperlakukan sama dengan karyawan pria, dan memperoleh hak-hak yang sama di perusahaan. Perusahaan yang ramah perempuan juga akan mendorong karyawan perempuan untuk berani menerima tantangan, dan diberi kesempatan untuk menempati posisi penting.
Kebijakan yang dibuat mencerminkan nilai-nilai perempuan
Jan Shubert, associate director untuk Babson College's Center for Women in Leadership, mengatakan, lebih banyak perempuan di jajaran top-level menandakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi perempuan. Namun, perhatikan juga bagaimana kebijakan yang dilakukan. Jika atasan Anda tidak menganut nilai-nilai yang menyertainya, dan tidak bersedia mengakui kebutuhan individu, berarti konsep ramah perempuan di perusahaan tersebut baru sekadar wacana.
Karyawan diberi jam kerja yang fleksibel
Karyawan perempuan di kantor pasti sering meminta izin untuk bekerja setengah hari, atau mendadak harus pulang karena anak sakit. Karyawan lain seharusnya tidak memandang miring kenyataan ini. Ibu bekerja yang izin pulang cepat justru menandakan betapa ia tetap bertanggung jawab dengan pengasuhan anak meskipun dibebani pekerjaan yang sama di kantor. Perusahaan yang ramah perempuan akan mengizinkan jam kerja yang fleksibel, asalkan Anda tetap bekerja dalam jumlah waktu yang sama, dan mengerjakan tugasnya dengan tuntas.
Program dan fasilitasnya
"Kebijakan perusahaan mengenai fasilitas apa yang mereka sediakan, akan mencerminkan nilai-nilai mereka," jelas Deborah Cutler-Ortiz, direktur program dan kebijakan nasional untuk Wider Opportunities for Women, lembaga nonprofit di Washington, DC yang melatih perempuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Bila tidak ada benefit atau fasilitas yang ditawarkan, Anda bisa tahu bagaimana perusahaan tersebut menghargai karyawannya. Program yang dibutuhkan kaum perempuan adalah yang kelak dapat memengaruhi promosi kariernya, keseimbangan antara karier dan keluarga, serta kesamaan gaji.
Sumber: Cosmopolitan
Karyawan direkrut berdasarkan keberagaman dan dibina sejak awal
Banyak perusahaan yang melakukan pendekatan reaksioner untuk menghadapi isu perempuan, seperti pelecehan seksual, atau baru menawarkan pelatihan ketika muncul masalah. Namun perusahaan yang ramah perempuan memberi pelatihan untuk setiap karyawan untuk menularkan sikap suportif dan menerima karyawan lain, apapun latar belakangnya. Perilaku karyawan digodok sejak awal, sehingga mengurangi keluhan di kemudian hari, seperti karyawan perempuan yang tidak diberi kesempatan untuk maju atau menduduki jabatan tertentu, atau atasan yang tidak peka terhadap kebutuhan kaum perempuan.
Karyawan perempuan diberi kesempatan menduduki jabatan penting
Karyawan perempuan diperlakukan sama dengan karyawan pria, dan memperoleh hak-hak yang sama di perusahaan. Perusahaan yang ramah perempuan juga akan mendorong karyawan perempuan untuk berani menerima tantangan, dan diberi kesempatan untuk menempati posisi penting.
Kebijakan yang dibuat mencerminkan nilai-nilai perempuan
Jan Shubert, associate director untuk Babson College's Center for Women in Leadership, mengatakan, lebih banyak perempuan di jajaran top-level menandakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi perempuan. Namun, perhatikan juga bagaimana kebijakan yang dilakukan. Jika atasan Anda tidak menganut nilai-nilai yang menyertainya, dan tidak bersedia mengakui kebutuhan individu, berarti konsep ramah perempuan di perusahaan tersebut baru sekadar wacana.
Karyawan diberi jam kerja yang fleksibel
Karyawan perempuan di kantor pasti sering meminta izin untuk bekerja setengah hari, atau mendadak harus pulang karena anak sakit. Karyawan lain seharusnya tidak memandang miring kenyataan ini. Ibu bekerja yang izin pulang cepat justru menandakan betapa ia tetap bertanggung jawab dengan pengasuhan anak meskipun dibebani pekerjaan yang sama di kantor. Perusahaan yang ramah perempuan akan mengizinkan jam kerja yang fleksibel, asalkan Anda tetap bekerja dalam jumlah waktu yang sama, dan mengerjakan tugasnya dengan tuntas.
Program dan fasilitasnya
"Kebijakan perusahaan mengenai fasilitas apa yang mereka sediakan, akan mencerminkan nilai-nilai mereka," jelas Deborah Cutler-Ortiz, direktur program dan kebijakan nasional untuk Wider Opportunities for Women, lembaga nonprofit di Washington, DC yang melatih perempuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Bila tidak ada benefit atau fasilitas yang ditawarkan, Anda bisa tahu bagaimana perusahaan tersebut menghargai karyawannya. Program yang dibutuhkan kaum perempuan adalah yang kelak dapat memengaruhi promosi kariernya, keseimbangan antara karier dan keluarga, serta kesamaan gaji.
Sumber: Cosmopolitan
0 Komentar untuk "5 Ciri Perusahaan yang Ramah Perempuan"
Note: Only a member of this blog may post a comment.