Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat (AS) mencatat badai matahari terbesar sejak tahun 2005 terjadi pada minggu ini. Menurut NASA, semburan korona matahari (CME) mencapai kecepatan 2,253 km per detik. Badai matahari ini akan menyentuh lapisan atmosfer bumi pada Selasa 24 Januari 2012, sekitar pukul 09.00 waktu AS. Badai matahari ini berlangsung selama kurang lebih 7 jam.
NASA mengkategorikan radiasi badai matahari ini mencapai level S3 atau kuat. Sedangkan Space Weather Prediction Center (SWPC) menyatakan, cuaca terus meningkat di bumi sejak Selasa hingga Rabu.
Partikel energetik dari ledakan "flare" badai matahari yang berskala M8-9 mencapai bumi pada Selasa 24 Januari malam waktu Indonesia. Flare ini juga diikuti oleh CME (Coronal Mass Ejection), lontaran massa dari korona matahari, terutama proton dengan kecepatan tinggi, yakni sampai 1.400 km/detik atau kira-kira menjangkau jarak sepanjang Pulau Jawa hanya dalam waktu satu detik.
Partikel bermuatan dari matahari itu tampak seperti hujan salju, yang berarti mengarah ke arah bumi dan disebut CME halo, karena tampak seperti melingkupi seluruh piringan matahari.
Ledakan badai matahari kelas M ini sebenarnya tergolong kelas menengah, tetapi karena mendekati kelas ekstrem (kelas X), maka dampaknya akan cukup kuat kalau mengarah ke bumi.
Badai matahari yang cukup kuat seperti ini berpotensi menggangu operasional satelit, seperti satelit komunikasi, ujarnya. Kalau itu terjadi dan tidak dapat diatasi oleh operator satelitnya, kemungkinan terjadi gangguan pada penggunaan telepon selular, siaran TV, komunikasi data perbankan, dan pengguna lainnya.
Dampak lainnya adalah gangguan pada ionosfer yang akan mengganggu komunikasi radio HF/gelombang pendek yang biasa digunakan oleh komunikasi jarak jauh, termasuk oleh siaran radio luar negeri seperti BBC, VOA, atau ABC.
Badai Matahari tidak ada hubungan dengan Perubahan Cuaca di Indonesia
Ledakan badai matahari kelas M ini, menurut Kepala Pusat Sains Antariksa Clara Yono Yatini, tidak berhubungan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia. Badai matahari merupakan fenomena aktivitas matahari yang melepaskan proton, elektron dan gas yng bermuatan magnet akibat adanya peningkatan aktivitas medan magnet matahari. Pemicunya adalah adanya gesekan antarmedan magnet matahari yang memicu pelepasan material matahari.
Clara menambahkan fenomena badai matahari bukanlah merupakan siklus matahari dan sifatnya tidak terduga tergantung dari aktivitas matahari itu sendiri.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sri Woro B Harijono juga mengatakan sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan antara badai matahari dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrim. Cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini merupakan dampak dari adanya 2 bibit badai yang muncul di sekitar Teluk Carpentaria dan selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedua bibit badai tersebut tidak melintasi Indonesia, namun mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang di kawasan Indonesia bagian selatan ekuator, serta gelombang tinggi di perairan Indonesia.
(berbagai sumber)
0 Komentar untuk "Mengenai Badai Matahari 2012"
Note: Only a member of this blog may post a comment.