Jika Anda melewati jalan Sukarno Hatta di Bandung, banyak dijumpai topeng monyet di persimpangan lampu merah. Tidak semua monyet bisa dilatih karena pada dasarnya monyet termasuk binatang buas yang bisa menggigit manusia. Monyet yang digunakan di Indonesia biasanya adalah spesies monyet ekor panjang atau Macaca fascicularis.
Melihat monyet-monyet di Bandung itu menjadi pemandangan ironis karena baik pemain/pawang maupun monyetnya memosisikan diri menjadi pengemis. Padahal untuk melatih seekor monyet diperlukan waktu sekitar 6-8 bulan, tergantung kecerdasan monyet. Atraksi monyet yang lebih dikenal dengan Topeng Monyet ini menampilkan monyet yang bisa menarik gerobak, monyet pergi ke pasar, tentara maju perang, pembalap motor, polisi lalulintas, tarian reog, bersepeda keliling kota. Pawangnya sangat menyia-nyiakan kehebatan monyet peliharaannya. Padahal jika dikemas dengan bagus, bergaya, dan bisa dipertunjukkan di tempat yang tepat, topeng monyet bisa menarik banyak wisatawan asing karena di negara barat tidak ada topeng monyet!
Di Jepang, topeng monyet juga dipertunjukkan. Bedanya, topeng monyet di Jepang sangat bergaya, walau aktor utamanya sama: monyet. Dan juga topeng monyet Jepang ditampilkan dalam show indoor sehingga orang yang menonton wajib membayar tiket masuk. Di Indonesia yang menonton topeng monyet gratis dan kebanyakan anak-anak yang hanya mencari hiburan. Di Jepang, pawangnya memakai baju kimono, dan monyetnya dipakai baju yang bagus dan berwarna cerah, di Indonesia pawangnya menggunakan celana pendek dan bersandal jepit. Sementara pawang topeng monyet Indonesia yang menggunakan kotak dan alat musik luntur dan berkarat, pawang Jepang menggunakan tambur mengkilap yang biasa digunakan untuk bermain barongsai.
Pemerintah kita selalu kebingungan mengapa pariwisata Indonesia kalah dari negara lain, contoh Malaysia. Ada sebuah anekdot yang membedakan cara berpikir orang asing dan Indonesia tentang marketing. Orang asing: pikir gimana barangnya bisa bagus. Orang Indonesia: bagus bisa pikir barangnya, gimana ntar deh.
Source: Alfonso Wijaya/everydaymandarin.
1 Komentar untuk "Perbedaan Topeng Monyet Indonesia dan Jepang"
artikelnya bagus gan…
lanjutkan menulis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
salam semangat
http://kabartebo.blogspot.com/2014/08/strategi-menghadapi-monyet-di-kebun.html
Note: Only a member of this blog may post a comment.