Bagi anda warga Jakarta dan sekitarnya perlu berhati-hati karena prediksi Jakarta tenggelam akibat penurunan permukaan tanah atau land subsidence oleh Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ternyata bisa terjadi. Fenomena itu sudah terjadi pada beberapa lokasi. Jumat, 11 Februari 2011 Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara kembali ambles. Lokasinya berada di depan Stasiun Ancol, Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara. Jalan yang ambles sepanjang kurang lebih 30 meter.
Gubernur DKI Jakal;rta, Fauzi Bowo, mengaku memiliki firasat Jalan Martadinata akan ambles. Saat itulah dia meminta jajarannya untuk menyelidikinya. Dia mengatakan, Jalan RE Martadinata masuk dalam jalan nasional, dan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Tapi untuk kebutuhan warga Jakarta, pemerintah provinsi DKI akan memperhatikan kondisi jalan itu. Terkait jalan ambles ini, Foke menyatakan, "Antisipasi terhadap land subsidence atau penurunan muka tanah di wilayah Jakarta tengah dilaksanakan."
Dilaporkan juga tujuh jembatan anjlok, akibat penurunan permukaan tanah ini antara lain:
Sinyalemen itu dikukuhkan peneliti geodesi dari Institut Teknologi Bandung, Heri Andreas. Dia menjelaskan, penurunan permukaan tanah tidak hanya terlihat dari anjloknya jembatan saja.
Dia mencontohkan, salah satu lokasi yang telah diteliti timnya adalah Pintu Air Pasar Ikan, Jakarta Utara. Kini air laut di kawasan itu telah mencapai dua meter. "Bila pintu air dibuka, bencana Situ Gintung bisa terulang," katanya.
Data JDCS juga menyebutkan, penurunan permukaan tanah Jakarta sudah terjadi sejak 1974 dan akan terus terjadi. Data terbaru 2010 menyebutkan sebanyak 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut. Data kuantitatif menunjukkan fakta bahwa dalam kurun waktu 1974-2010 telah terjadi penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta hingga 4,1 meter. Ini khususnya terjadi di wilayah Muara Baru, Cilincing, Jakarta Utara.
Penurunan serupa juga terjadi di sejumlah wilayah lain, seperti di Cengkareng Barat setinggi 2,5 meter, Daan Mogot 1,97 meter, Ancol 1,88 meter (titik pantau di area wisata Ancol), Cempaka Mas 1,5 meter, Cikini 0,80 meter, dan Cibubur 0,25 meter.
Penurunan permukaan tanah ini terjadi akibat pengambilan air tanah secara terus menerus. Meski telah dihentikan pengambilan air tanah, penurunan permukaan air tanah ini akan terjadi selama 15 tahun ke depan. Diprediksikan permukaan tanah akan drop hingga 6,6 meter pada tahun 2030.
Sumber: Vivanews
Gubernur DKI Jakal;rta, Fauzi Bowo, mengaku memiliki firasat Jalan Martadinata akan ambles. Saat itulah dia meminta jajarannya untuk menyelidikinya. Dia mengatakan, Jalan RE Martadinata masuk dalam jalan nasional, dan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Tapi untuk kebutuhan warga Jakarta, pemerintah provinsi DKI akan memperhatikan kondisi jalan itu. Terkait jalan ambles ini, Foke menyatakan, "Antisipasi terhadap land subsidence atau penurunan muka tanah di wilayah Jakarta tengah dilaksanakan."
Dilaporkan juga tujuh jembatan anjlok, akibat penurunan permukaan tanah ini antara lain:
- Kamal Muara, Jakarta Utara
- Mangga Dua, Jakarta Barat
- Ancol, Jakarta Barat.
- Pluit, Jakarta Utara
- Pantai Mutiara, Jakarta Utara
- Gunung Sahari, Jakarta Pusat
- Mangga Besar, Jakarta Barat
Sinyalemen itu dikukuhkan peneliti geodesi dari Institut Teknologi Bandung, Heri Andreas. Dia menjelaskan, penurunan permukaan tanah tidak hanya terlihat dari anjloknya jembatan saja.
Dia mencontohkan, salah satu lokasi yang telah diteliti timnya adalah Pintu Air Pasar Ikan, Jakarta Utara. Kini air laut di kawasan itu telah mencapai dua meter. "Bila pintu air dibuka, bencana Situ Gintung bisa terulang," katanya.
Data JDCS juga menyebutkan, penurunan permukaan tanah Jakarta sudah terjadi sejak 1974 dan akan terus terjadi. Data terbaru 2010 menyebutkan sebanyak 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut. Data kuantitatif menunjukkan fakta bahwa dalam kurun waktu 1974-2010 telah terjadi penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta hingga 4,1 meter. Ini khususnya terjadi di wilayah Muara Baru, Cilincing, Jakarta Utara.
Penurunan serupa juga terjadi di sejumlah wilayah lain, seperti di Cengkareng Barat setinggi 2,5 meter, Daan Mogot 1,97 meter, Ancol 1,88 meter (titik pantau di area wisata Ancol), Cempaka Mas 1,5 meter, Cikini 0,80 meter, dan Cibubur 0,25 meter.
Penurunan permukaan tanah ini terjadi akibat pengambilan air tanah secara terus menerus. Meski telah dihentikan pengambilan air tanah, penurunan permukaan air tanah ini akan terjadi selama 15 tahun ke depan. Diprediksikan permukaan tanah akan drop hingga 6,6 meter pada tahun 2030.
Sumber: Vivanews
0 Komentar untuk "Hati-Hati Jakarta bisa Tenggelam!"
Note: Only a member of this blog may post a comment.