Karyawan yang kerap absen sering diidentikan dengan produktivitas rendah. Namun bila tetap memaksakan masuk dengan kondisi tubuh kurang prima justru malah bisa merugikan baik diri sendiri maupun perusahaan.
Baik itu lingkungan maupun psikologis, banyak kantor memiliki kondisi yang dapat membuat karyawan yang sakit. Faktor-faktor itu pun pada akhirnya berimbas buruk perusahaan dan pastinya pada kesehatan keryawan itu sendiri. Berikut beberapa faktor penyebab seorang karyawan sakit karena pekerjaannya:
Kurang tidur
Ahli medis menyarankan agar seseorang mencukupi waktu tidur 8 jam per malam, tapi nyatanya banyak karyawan yang tak mampu memenuhinya. Survei terbaru pun menunjukkan lebih dari 7.000 karyawan , 23 persen di antaranya dilaporkan mengalami insomnia. Lalu apa yang menyebabkan susah tidur? Salah satu penyebab utama insomnia adalah stres, terutama stres yang dihadapi di tempat kerja, menurut Mayo Clinic. Kurang tidur akan menyebabkan kelelahan dan berujung pada kondisi sakit.
Kurang olahraga
Sebuah studi di Journal of Occupational and Environmental Medicine pada 2010 menemukan bahwa obesitas menyebabkan karyawan menjadi kurang produktif di tempat kerja daripada rekan-rekan mereka dari berat badan normal. Studi ini juga menemukan bahwa obesitas di kalangan karyawan menyebabkan kurangnya produktivitas yang akhirnya menimbulkan kerugian perusahaan sekitar US$73 miliar per tahun.
Kualitas udara buruk
Pada 1984, Organisasi Kesehatan Dunia merilis sebuah laporan yang menemukan bahwa banyak gedung perkantoran yang memiliki kekurangan dalam sistem pemanasan, ventilasi, dan pendingin udara. Ini pastinya memengaruhi kualitas udara dalam ruangan sehingga menyebabkan kondisi seperti sakit kepala, mual, dan kelelahan pada pekerja.
Perjalanan ke kantor
Menurut Gallup, perjalanan rata-rata orang dari rumah ke kantor memakan waktu 23 menit, itu belum termasuk kemacetan yang terjadi. Kondisi tersebut berisiko besar memengaruhi kondisi fisik dan emosional negatif. Bisa ditebak, masalah kesehatan ini bisa memengaruhi performa di kantor. Studi ini juga menemukan bahwa 19 persen responden bepergian lebih dari 30 menit untuk pergi bekerja, sedangkan 3 persen melaporkan kemacetan lebih dari 1 jam. Mereka dengan kemacetan lebih parah lebih mungkin mengalami nyeri leher dan punggung, kolesterol tinggi, dan obesitas.
Rekan kerja menyebalkan
Tidak peduli di mana pun Anda bekerja, akan selalu ada orang di kantor Anda yang membuat hati tak senang. Kebanyakan orang memang mampu menahan hanya demi kesopanan di kantor. Tapi, juga ada orang yang tak bisa menahan emosi sehingga kadang bisa mengarah ke permusuhan atau konfrontasi terbuka di tempat kerja. Konfrontasi akan menyebabkan situasi canggung dan stres bagi mereka yang terlibat langsung serta rekan-rekan mereka. Ini pun akan berdampak pada tingkat produktivitas dan menyebabkan tingkat stres karyawan lain meningkat.
Kurangnya keamanan kerja
Beruntung bagi Anda yang selamat dari PHK. Namun, bagi yang tidak, PHK menyebabkan banyak pekerja bertahan hidup dalam ketakutan bahwa dalam pekerjaan mereka berikutnya mereka kembali bisa diberhentikan. Pada tahun 2008, Work-Life Policy menemukan bahwa PHK menyebabkan trauma bagi para karyawan sehingga tingkat kepercayaan dan kesetiaan mereka kepada perusahaan akan merosot tajam.
Jam kerja tak teratur
Sif kerja bisa dialami siapa pun, selain jam kerja normal antara pukul 9 pagi sampai 5 sore, Senin sampai Jumat. Tapi ada juga sif kerja yang tidak teratur. Sif kerja telah dikaitkan dengan perubahan metabolisme tubuh yang memicu risiko diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Obesitas pada khususnya telah terbukti menurunkan produktivitas di tempat kerja. Jam kerja tidak teratur terkait terganggunya ritme sirkadian tubuh meliputi perubahan fisik, mental, dan perilaku yang mengikuti siklus 24 jam. Gangguan ini dapat menyebabkan kelelahan dan insomnia.
Jam kerja panjang
Hanya karena seorang karyawan bekerja di kantor dalam waktu yang lama, jangan berasumsi bahwa kualitas kerja mereka juga bagus. Sebuah studi pada 2009 menemukan bahwa mereka yang kerja dalam waktu lama memiliki tingkat kejenuhan tinggi dan kurang bahagia. Hal ini dapat menyebabkan sikap buruk yang dapat dengan mudah memengaruhi suasana di kantor. Studi ini menyatakan bahwa karyawan sebaiknya diberikan jam kerja jangan melebihi 48 jam di kantor.
Atasan menyebalkan
Di banyak tempat kerja, ada atasan yang berpengaruh besar pada orang lain tapi digambarkan sebagai orang yang kehadirannya tidak menyenangkan, dapat menyebabkan lingkungan menjadi stress sehingga menghambat produktivitas. Biasanya, bila ada rekan kerja yang seperti itu, kita bisa dengann mudah mengabaikannya, tapi bagaimana bila itu adalah bos Anda sendiri? Tipe bos seperti itu bisa menurunkan moral, menyebabkan tingginya tingkat kemalasan, dan menurunkan produktivitas.
Nyeri kronis
Semua keluhan yang biasanya diutarakan pekerja lapangan kini bisa muncul dari para pekerja kantoran. Jam-jam yang dihabiskan di meja kerja sering dapat menyebabkan sakit punggung kronis. Menggunakan komputer lama telah dikaitkan dengan sindrom carpal tunnel. Kantor yang tidak berinvestasi dalam peralatan ruang kerja ergonomis, seperti kursi memadai, secara signifikan memperlambat pekerjaan mereka. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, gangguan stres yang berulang seperti akibat dari sindrom carpal tunnel meneyebabkan karyawan sering absen lebih lama dari cedera yang berhubungan dengan ledakan dan kebakaran.
Sumber: Micom
Baik itu lingkungan maupun psikologis, banyak kantor memiliki kondisi yang dapat membuat karyawan yang sakit. Faktor-faktor itu pun pada akhirnya berimbas buruk perusahaan dan pastinya pada kesehatan keryawan itu sendiri. Berikut beberapa faktor penyebab seorang karyawan sakit karena pekerjaannya:
Kurang tidur
Ahli medis menyarankan agar seseorang mencukupi waktu tidur 8 jam per malam, tapi nyatanya banyak karyawan yang tak mampu memenuhinya. Survei terbaru pun menunjukkan lebih dari 7.000 karyawan , 23 persen di antaranya dilaporkan mengalami insomnia. Lalu apa yang menyebabkan susah tidur? Salah satu penyebab utama insomnia adalah stres, terutama stres yang dihadapi di tempat kerja, menurut Mayo Clinic. Kurang tidur akan menyebabkan kelelahan dan berujung pada kondisi sakit.
Kurang olahraga
Sebuah studi di Journal of Occupational and Environmental Medicine pada 2010 menemukan bahwa obesitas menyebabkan karyawan menjadi kurang produktif di tempat kerja daripada rekan-rekan mereka dari berat badan normal. Studi ini juga menemukan bahwa obesitas di kalangan karyawan menyebabkan kurangnya produktivitas yang akhirnya menimbulkan kerugian perusahaan sekitar US$73 miliar per tahun.
Kualitas udara buruk
Pada 1984, Organisasi Kesehatan Dunia merilis sebuah laporan yang menemukan bahwa banyak gedung perkantoran yang memiliki kekurangan dalam sistem pemanasan, ventilasi, dan pendingin udara. Ini pastinya memengaruhi kualitas udara dalam ruangan sehingga menyebabkan kondisi seperti sakit kepala, mual, dan kelelahan pada pekerja.
Perjalanan ke kantor
Menurut Gallup, perjalanan rata-rata orang dari rumah ke kantor memakan waktu 23 menit, itu belum termasuk kemacetan yang terjadi. Kondisi tersebut berisiko besar memengaruhi kondisi fisik dan emosional negatif. Bisa ditebak, masalah kesehatan ini bisa memengaruhi performa di kantor. Studi ini juga menemukan bahwa 19 persen responden bepergian lebih dari 30 menit untuk pergi bekerja, sedangkan 3 persen melaporkan kemacetan lebih dari 1 jam. Mereka dengan kemacetan lebih parah lebih mungkin mengalami nyeri leher dan punggung, kolesterol tinggi, dan obesitas.
Rekan kerja menyebalkan
Tidak peduli di mana pun Anda bekerja, akan selalu ada orang di kantor Anda yang membuat hati tak senang. Kebanyakan orang memang mampu menahan hanya demi kesopanan di kantor. Tapi, juga ada orang yang tak bisa menahan emosi sehingga kadang bisa mengarah ke permusuhan atau konfrontasi terbuka di tempat kerja. Konfrontasi akan menyebabkan situasi canggung dan stres bagi mereka yang terlibat langsung serta rekan-rekan mereka. Ini pun akan berdampak pada tingkat produktivitas dan menyebabkan tingkat stres karyawan lain meningkat.
Kurangnya keamanan kerja
Beruntung bagi Anda yang selamat dari PHK. Namun, bagi yang tidak, PHK menyebabkan banyak pekerja bertahan hidup dalam ketakutan bahwa dalam pekerjaan mereka berikutnya mereka kembali bisa diberhentikan. Pada tahun 2008, Work-Life Policy menemukan bahwa PHK menyebabkan trauma bagi para karyawan sehingga tingkat kepercayaan dan kesetiaan mereka kepada perusahaan akan merosot tajam.
Jam kerja tak teratur
Sif kerja bisa dialami siapa pun, selain jam kerja normal antara pukul 9 pagi sampai 5 sore, Senin sampai Jumat. Tapi ada juga sif kerja yang tidak teratur. Sif kerja telah dikaitkan dengan perubahan metabolisme tubuh yang memicu risiko diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Obesitas pada khususnya telah terbukti menurunkan produktivitas di tempat kerja. Jam kerja tidak teratur terkait terganggunya ritme sirkadian tubuh meliputi perubahan fisik, mental, dan perilaku yang mengikuti siklus 24 jam. Gangguan ini dapat menyebabkan kelelahan dan insomnia.
Jam kerja panjang
Hanya karena seorang karyawan bekerja di kantor dalam waktu yang lama, jangan berasumsi bahwa kualitas kerja mereka juga bagus. Sebuah studi pada 2009 menemukan bahwa mereka yang kerja dalam waktu lama memiliki tingkat kejenuhan tinggi dan kurang bahagia. Hal ini dapat menyebabkan sikap buruk yang dapat dengan mudah memengaruhi suasana di kantor. Studi ini menyatakan bahwa karyawan sebaiknya diberikan jam kerja jangan melebihi 48 jam di kantor.
Atasan menyebalkan
Di banyak tempat kerja, ada atasan yang berpengaruh besar pada orang lain tapi digambarkan sebagai orang yang kehadirannya tidak menyenangkan, dapat menyebabkan lingkungan menjadi stress sehingga menghambat produktivitas. Biasanya, bila ada rekan kerja yang seperti itu, kita bisa dengann mudah mengabaikannya, tapi bagaimana bila itu adalah bos Anda sendiri? Tipe bos seperti itu bisa menurunkan moral, menyebabkan tingginya tingkat kemalasan, dan menurunkan produktivitas.
Nyeri kronis
Semua keluhan yang biasanya diutarakan pekerja lapangan kini bisa muncul dari para pekerja kantoran. Jam-jam yang dihabiskan di meja kerja sering dapat menyebabkan sakit punggung kronis. Menggunakan komputer lama telah dikaitkan dengan sindrom carpal tunnel. Kantor yang tidak berinvestasi dalam peralatan ruang kerja ergonomis, seperti kursi memadai, secara signifikan memperlambat pekerjaan mereka. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, gangguan stres yang berulang seperti akibat dari sindrom carpal tunnel meneyebabkan karyawan sering absen lebih lama dari cedera yang berhubungan dengan ledakan dan kebakaran.
Sumber: Micom
0 Komentar untuk "Penyebab Sakit Pada Pekerjaan"
Note: Only a member of this blog may post a comment.